Jeneponto, Bappelitbangda - Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Beppelitbangda Prov. Sulsel Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi ATS dan Stunting di Kabupaten Jeneponto, dihadiri Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Beppelitbangda Prov. Sulsel, Erlan Triska, S.IP, M.Adm. KP.
Pertemuan dihadiri oleeh Perwakilan Dinas PUPR, Permukiman, Pertanian, Kesehatan, Kelautan, Pendidikan, Sosial, PMD, dan DP3A dan seluruh Stekholder di Kabupaten Jeneponto.
Diskusi dimulai dengan gambaran singkat terkait prevalensi Stunting dan ATS di Jeneponto pada tahun 2023 yang disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Beppelitbangda Prov. Sulsel.
"Menurut survei Kesehatan Indonesia mengalami penurunan persentase stunting dari tahun sebelumnya. Data terbaru menunjukkan adanya intervensi yang dilakukan pada bulan Juni dengan hasil yang menunjukkan peningkatan jumlah balita tercatat sebagai Stunting, meskipun persentasenya mengalami penurunan setelah dilakukan penimbangan 100%," jelas Erlan Triska, S.IP, M.Adm.KP di Ruang Rapat Bappelitbangda Kabupaten Jeneponto.
"Sebaran stunting cenderung tinggi di beberapa wilayah, terutama di Puskesmas Brahana dengan prevalensi di atas 30%, sementara sebagian besar wilayah lainnya berada di bawah 20%," sambungnya.
Selain stunting, rapat juga mengangkat isu Anak Tidak Sekolah (ATS), dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto menyampaikan bahwa telah dilakukan anggaran untuk pendataan ATS pada tahun 2023.
Proses pendataan ini mencakup pelaksanaan bimbingan teknis di setiap dusun, meskipun dihadapi beberapa kendala terkait penganggaran di tingkat desa. Hasil pendataan dari aplikasi SIPBM menunjukkan capaian sekitar 60% dari target, dengan upaya untuk meningkatkan cakupan pendataan di tahun-tahun mendatang.
Perwakilan dari Bappelitbangda Prov. Sulsel menggaris bawahi pentingnya penanganan multisektor terhadap ATS, tidak hanya oleh Dinas Pendidikan, namun juga melibatkan berbagai OPD dan keterlibatan masyarakat.
Selanjutnya, perwakilan dari BKKBN Kabupaten Jeneponto menyoroti keterkaitan antara ATS dengan stunting, serta menyampaikan upaya dalam program keluarga berisiko stunting.
Diskusi selanjutnya disampaikan oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan, yang menyoroti tren penurunan kasus stunting di Jeneponto dan upaya-upaya yang dilakukan, termasuk pemberian inovasi pangan bagi keluarga berisiko stunting. Dalam konteks ini, pentingnya kolaborasi multisektor dalam menangani permasalahan stunting juga ditekankan.
Pembukaan rapat ditutup dengan harapan agar semua upaya yang telah dilakukan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan angka stunting dan penanganan ATS di Kabupaten Jeneponto, serta komitmen untuk terus melakukan koordinasi dan intervensi yang dibutuhkan untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Komentar : ( 0 )