Makassar, Bappelitbangda - Menggelar Pertemuan "Penyusunan Rencana Induk dan Peta Jalan Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2024-2026", pertemuan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Badan, Dr. Setiawan Aswad, M.Dev., Plg, didampingi oleh Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Ristati Rahayu, AP.,M.Si.
Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota Majelis Pertimbangan, Prof.Dr.H. Arismunandar, M.Pd, Prof.Dr.Ir.H. Yusran Yusuf, M.Si, IPU, Dr. Tajuddin Parenta MA, Prof. Dr. Ir. Zulkifli Sjamsir, MM, Prof. Dr. Ir. Darmawan Salman. M.S, Prof. Dr. Mohammad Ivan Aziz, M.Sc, Prof. Dr. Armin Arsyad, M.Si., NGOs, Akademisi dan Perwakilan OPD terkait, dan berlangsung di Hotel Mercure Makassar Nexa Pettarani pada Selasa (04/07/2023).
Dr. Setiawan Aswad, M.Dev., Kepala Badan Bappelitbangda, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan sidang difokuskan pada dua sasaran, yang pertama adalah bagaimana merumuskan Rencana Induk dan Peta Jalan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tahun 2024-2026, untuk memperkaya fokus kelitbangan. Titik beratnya adalah pada masukan terhadap penyusunan Peta Jalan Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sasaran kedua adalah menyusun rencana terkait tema-tema kelitbangan yang akan menjadi fokus penelitian dan kajian tahun 2024 .
Lanjut Ristati Rahayu, AP.,M.S, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, memberikan pemaparan terkait Arah Kebijakan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan antara lain Kondisi Makro Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan, Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2024, Strategi Pembangunan Tahun 2024-2026 dan Arah Kebijakan Pembangunan 2024-2026.
Kemudian Anggota Majelis, Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd, menyampaikan permasalahan pada bidang pendidikan yang harus menjadi perhatian untuk merumuskan kebijakan pembangunan di Sulawesi Selatan yaitu tentang angka partisipasi siswa usia 16-18 tahun yang saat ini mengalami penurunan. Tahun 2022 menurun menjadi 70,81%, sebelumnya di angka 71.21% pada Tahun 2021 padahal target RPJMD adalah 100%. Oleh karena itu tema riset yang diusulkan adalah percepatan peningkatan angka partisipasi siswa usia 16-18 Tahun.
Dilanjutkan, Prof. Dr. Ir. H. Yusran Yusuf, M.Si, IPU, mengusulkan agar adanya riset percepatan penanganan kemiskinan ekstrim yang dapat dilaksanakan dengan menggerakkan ekonomi berbasis potensi lokal, sebagai contoh adalah peternakan dengan menggunakan pakan komoditi lokal yang terjangkau. Oleh karena itu tema riset yang diusulkan adalah pengembangan pakan berbasis komoditi lokal. Ditambahkan pula bahwa kegiatan kelitbangan perlu memperhatikan potensi padi di Sulawesi Selatan yang unggul akan tetapi multiplier effectnya rendah karena padi yang ditanam bukan yang premium sehingga perlu dilakukan riset mengenai produksi Padi Aromatik (Karbohidrat Rendah).
Majelis pertimbangan juga menaruh harapan agar penelitian dan kajian perlu dilakukan dengan memperhatikan potensi Sulawesi Selatan sehingga hasil kajian dapat termanfaatkan secara baik. Begitupula diharapkan peran aktif pemerintah daerah dalam melakukan diskusi berkala dengan stakeholders untuk membicarakan pemanfaatan hasil kelitbangan baik yang dilakukan secara langsung maupun lewat pengumpulan hasil-hasil riset dari berbagai pihak. Dalam diskusi dibahas juga mengenai optimaliasasi pemanfaatan aset kelitbangan provinsi berupa Kebun Raya Pucak dan laboratorium perikanan Kupa serta perlu dilakukan penelitian inovatif untuk pelaksaan fungsi-fungsi pemerintahan. Selanjutnya didiskusikan mengenai perlunya kegiatan kolaborasi antara pemerintah dengan kampus dan diharapkan penelitian yang dilakukan lebih mengarah pada penelitian tepat guna.
Dari kalangan perangkat daerah, terdapat usulan berupa kajian pemberdayaan energi terbarukan antara lain penggunaan energi lokal (gas alam), kajian mengenai dukungan aturan penggunaan mobil listrik untuk memanfaatkan surplus energi listrik di Sulsel, serta permasalahan dan pemanfaatan limbah nikel. Selain itu, kajian terhadap pemulihan ekonomi pasca covid menjadi perhatian perangkat daerah antara lain bagaimana peran berbagai sektor di Sulawesi selatan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain sektor pariwisata, pertanian, perikanan tangkap dan pemanfaatan sumberdaya alam yang dilakukan dengan basis UMKM.
Dapat disimpulkan bahwa keberadaan penelitian dan pengembangan diharapkan mampu mengungkapkan fenomena, harus mampu memecahkan segala permasalahan yang berkembang, serta dapat menjadi solusi yang tepat dengan jalan menghimpun, mengolah, dan menganalisa data secara representatif, obyektif, valid, dan reliable. Pada akhirnya pemerintah daerah dapat memanfaatkan data dan informasi hasil kelitbangan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam perumusan kebijakan sehingga kebijakan serta rencana dan program dirumuskan berbasis bukti.
Komentar : ( 0 )