Bulukumba, Bappelitbangda - Fungsional Perencana Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan Nur Wahidah, SE, M.Si dan Amelia Abbas, SE Melakukan Kunjungan Pemantauan Terpadu Program Penguatan Remaja Terintegrasi di Pesantren Nurul Falah dan MTSN 6 serta Kunjungan ke PKBM Nadya di Desa Dampang Kabupaten Bulukumba. Selasa, 30 Juli 2024.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh UNICEF melalui mitranya Yayasan LemINA yang berfokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Perlindungan Anak.
Berdasarkan data SIMFONI PPA di tahun 2024 terhitung pertengahan bulan Juli, terdapat 93 remaja yang menerima layanan perlindungan anak dengan kasus yang paling banyak adalah perundungan baik secara fisik maupun verbal dan Berdasarkan hasil asesmen program pada bulan Januari 2024 menemukan bahwa pesantren dan madrasah yang merupakan sasaran program tidak memiliki akses fasilitas sarana sanitasi yang ramah Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) di toilet perempuan seperti ketersediaan pembalut, tempat sampah tertutup dan cermin jserta akses informasi seperti poster menstruasi tidak tersedia di tembok sekolah khususnya di dinding kelas begitupun dengan ketersediaan buku-buku bacaan terkait menstruasi. Dari segi pendidikan, berdampak pada ketidakhadiran siswa di sekolah yang membuat mereka ketinggalan pelajaran. Alasan ketidakhadiran beraneka ragam mulai dari nyeri menstruasi, sekolah tidak menyediakan obat pereda nyeri, toilet yang kurang nyaman dan aman, serta tidak tersedianya akses air untuk membersihkan diri.
Pertemuan pada Forum, para Tutor, didorong untuk terus memberikan motivasi kepada remaja, meyakinkan mereka bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan mereka. Melalui materi modul pemberdayaan, remaja dibekali kecakapan hidup, termasuk skill abad 21 yang sangat diperlukan untuk membangun kemampuan komunikasi dan meningkatkan percaya diri, mendorong kreativitas dan berpikir kritis, serta mengatur hidup menjadi lebih sehat dan produktif.Program ini diharapkan mampu memberikan dampak dan perubahan postif bagi remaja khususnya remaja perempuan sehingga kasus anak tidak sekolah, kekerasan dan perkawinan usia anak hingga kasus perundungan dan masalah kesehatan akibat dari manajemen kebersihan menstruasi yang kurang baik akan terus mengalami penurunan yang signifikan dan dalam rangka pelaksanaan program yang optimal diperlukan adanya mekanisme monitoring (pemantauan) yang dilakukan di pesantren, madrasah dan PKBM untuk memastikan program berjalan dengan baik, sarana MKM tepat sasaran dan dipergunakan sesuai maanfaatnya. Hasil dari monitoring menjadi bahan evaluasi program ke depannya demi keberlanjutan untuk replikasi di masa mendatang dan perbaikan peningkatan kualitas, dan kemajuan program.
Komentar : ( 0 )