Makassar, Bappelitbangda - Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappelitbangda Provinsi Sulsel, yang diwakili oleh Dermayana Arsal, S.Hut.,MP.,Ph.D (Tim OPD Pendamping OPD Prov. Sulsel menerima kunjungan Tim Inovasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar, di Ruang Rapat Latimojong Lt 4, Ex Bappelitbangda Prov. Sulsel, Rabu, 12 Juni 2024.
Kunjungan Tim RSUD Haji tersebut dalam rangka Coaching Penginputan Indeks Inovasi Daerah Tahun 2024. Indeks Inovasi Daerah (IID) adalah sistem pengukuran dan penilaian terhadap penerapan pembaharuan penyelengaraan pemerintahan daerah yang telah dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan daerah (Permendagri 104/2018). Pengukuran ini dilaksanakan setiap tahun oleh Kemendagri dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan daya saing daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diketahui bersama bahwa penginputan dan penyusunan indeks inovasi daerah adalah proses penting dalam mengukur dan memahami tingkat inovasi di suatu daerah. Coaching penginputan IID tersebut juga diikuti oleh tim pendamping inovasi OPD di Bidang Litbang dengan harapan terjalin kesepahaman dan penyamaan persepsi dalam hal pendampingan penginputan indeks inovasi daerah mendatang.
Penyamaan persepsi ini merupakan salah satu langkah untuk memastikan bahwa setiap pendamping inovasi OPD memiliki pemahaman yang sama terkait prosedur penginputan indeks inovasi daerah. Hal ini penting agar tidak ada perbedaan dalam pendampingan yang diberikan, sehingga OPD memperoleh kemudahan dan menghindari kesalahan dalam penginputan yang berdampak pada penilaian indeks inovasi daerah.
“Kami sangat senang karena OPD yang berinisiatif untuk melakukan Coaching Penginputan IID dengan Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan selaku Tim Pendamping OPD Prov. Sulsel, Berdasarkan hasil rapat dengan Biro Organisasi Setda Provinsi Sulawesi Selatan beberapa hari yang lalu, ada 3 inovasi yang akan didorong untuk menjadi inovasi daerah, yakni Satsetma dari RSUD Haji Makassar, dan dua inovasi lainnya masing-masing dari Bapenda Provinsi Sulawesi Selatan dan DP3A-DALDUK KB Provinsi Sulawesi Selatan. Kami sangat mengharapkan adanya kontribusi inovasi dari RSUD Haji, mengingat tahun ini persyaratan minimal untuk penilaian IID adalah minimal ada tiga inovasi terkait urusan wajib pelayanan dasar, salah satunya dari bidang kesehatan,” ujar Dermayana.
“RSUD Haji membutuhkan masukan dan arahan agar kualitas dan kuantitas inovasi kami dapat lebih ditingkatkankan lagi. Terdapat tiga inovasi yang akan kami ikutkan dalam penilaian IID mendatang, yakni Ambulance Peduli, Fisioterapi Home Care dan Satsetma. Tujuan kami dalam berinovasi tidak lain merupakan kewajiban kami dalam memberikan pelayanan paripurna kepada para pasien yang datang ke RS kami,” jelas drg. Burhanuddin.
“Namun demikian, ada beberapa kendala yang kami hadapi diantaranya kewalahan dalam melayani pasien yang tidak memiliki JKN dan dokumen administrasi kependudukan yang nantinya dapat menjadi beban anggaran bagi rumah sakit. Sehingga kami harus melakukan koordinasi dengan perangkat daerah Dinas Kesehatan Kota Makassar terkait permasalahan tersebut. Selain itu, pasien yang telah diberikan pelayanan medis oleh RSUD Haji, setelah pasien dipulangkan, Puskesmas terdekat diharapkan dapat melakukan follow up terhadap pasien tersebut,” tambah Burhanuddin.
“Banyak pasien yang kami layani dengan kondisi gizi kurang atau stunting namun tidak memiliki dokumen administrasi kependudukan dan juga jaminan kesehatan, sehingga perlu adanya kolaborasi dengan Disdukcapil untuk penanganan masalah tersebut. Kolaborasi program ini perlu dikawal dengan baik, terkait dengan penjaringan dan juga screening kesehatan bagi pasien stunting, karena banyak pasien stunting juga mengalami TB dan HIV/AIDS. Harapan kami ke depannya, ada sekretariat yang khusus menangani stunting dengan keterlibatan berbagai pihak, jadi masing-masing pihak dapat mengambil perannya masing-masing dalam penanganan stunting tersebut.” jelas dr. Amirah Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Haji.
“Kami mendapat tugas dari Kepala Bappelitbangda Prov. Sulsel, untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di OPD kemudian dicarikan inovasi yang tepat untuk pemecahan masalah tersebut. Kami bersedia membantu memfasilitasi dengan mempertemukan dengan OPD terkait yang juga menangani stunting dan juga nantinya kami berharap dapat menjadi inovasi dalam penanganan stunting,” tutup Dermayana.
Komentar : ( 0 )