Jakarta, Bappelitbangda - Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappelitbangda Prov. Sulsel Hadiri Workshop Penguatan Investasi Daerah Melalui Pemanfaatan Data IDSD di Kegiatan InaRI Expo 2024. Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Yesi Hendriani Supartoyo (Peneliti BRIN), Dr. Yopi (Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN), BRIDA, Bapperida, Bappelitbangda Provinsi, Kabupaten Seluruh Indonesia serta tamu undangan.
Yesi Hendriani Supartoyo, seorang Peneliti di Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah melakukan kajian mengenai penguatan investasi daerah melalui pemanfaatan data Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) di tiga provinsi, yakni Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Riau. Kajian ini menyoroti pentingnya stabilitas makro ekonomi sebagai dasar bagi perekonomian yang didorong oleh faktor-faktor tertentu, di mana investasi berperan sebagai salah satu indikator utama yang mendukung daya saing regional.
Setiap daerah memiliki karakteristik unik yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi wilayahnya. Oleh karena itu, data IDSD yang kuat dan akurat menjadi alat penting dalam mendukung program kerja dan kebijakan pemerintah yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan riset. Dalam presentasinya pada workshop yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN, sebagai bagian dari Indonesia Research and Innovation Expo (INARI Expo) 2024 di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Yesi mengungkapkan bahwa berdasarkan analisis Skor IDSD Provinsi 2022-2023, lima provinsi dengan skor tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. Sementara itu, Provinsi Papua mencatat skor terendah. Studi kasus yang dilakukan di tiga provinsi tersebut menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki proporsi skor IDSD tertinggi dengan tren yang terus meningkat.
Selain itu, Yesi juga membahas Indeks Pilar Stabilitas Ekonomi Makro, di mana provinsi dengan skor tertinggi adalah Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur, sementara Provinsi Maluku memiliki skor terendah. Dari studi kasus ini, ditemukan bahwa tren skor di Riau dan Jawa Timur mengalami penurunan, sedangkan Sulawesi Tengah menunjukkan peningkatan.
Analisis lebih lanjut terhadap nilai investasi provinsi pada periode 2022-2023 menunjukkan bahwa lima provinsi dengan nilai investasi tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Riau, dengan Provinsi Gorontalo berada pada posisi terendah. Di antara tiga provinsi yang menjadi fokus kajian, Jawa Timur memiliki nilai investasi tertinggi meskipun menunjukkan tren penurunan. Sebaliknya, Riau dan Sulawesi Tengah mencatat tren peningkatan nilai investasi.
Dalam konteks penguatan investasi daerah, Kepala BRIDA Provinsi Jawa Timur, Andriyanto, menekankan bahwa Skor IDSD Jawa Timur mencapai 3,78, lebih tinggi dari skor nasional 3,44. Pemanfaatan data IDSD di Jawa Timur dilakukan melalui berbagai langkah strategis, termasuk analisis kekuatan dan kelemahan daerah, perencanaan investasi yang terarah, promosi dan pemasaran daerah, serta pengembangan kebijakan yang mendukung sektor-sektor unggulan. Selain itu, monitoring dan evaluasi terus dilakukan untuk menilai efektivitas kebijakan, sementara kolaborasi dengan berbagai lembaga dan program pelatihan diadakan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha dan pemerintah daerah dalam memanfaatkan peluang investasi.
Sementara itu, di Sulawesi Tengah, Rohani Datumusu, Kepala Bidang Kebijakan Pembangunan Riset Daerah BRIDA, melaporkan bahwa meskipun Sulawesi Tengah memiliki skor IDSD sedikit di bawah rata-rata nasional, target realisasi investasi di provinsi ini mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2022 ke 2023. Provinsi ini juga menarik minat investor dalam sektor-sektor unggulan seperti industri logam dasar dan pertambangan, yang diperkuat oleh pengembangan proyek investasi bersama antara pemerintah daerah dan investor, seperti di Kabupaten Parigi Moutong.
Di Provinsi Riau, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Eka Ariefyanto Putra, menyampaikan bahwa Riau memiliki skor IDSD di bawah rata-rata nasional. Kajian di Riau berfokus pada pelestarian sumber air tanah dan penanganan daerah rawan air bersih, serta pengembangan teknologi untuk mengatasi gangguan kualitas daya listrik. Selain itu, upaya pengembangan sektor-sektor unggulan seperti perkebunan kelapa dan sagu juga menjadi bagian dari strategi penguatan ekonomi di provinsi ini.
Secara keseluruhan, kajian ini menegaskan bahwa pemanfaatan data IDSD yang kuat dapat menjadi instrumen penting dalam upaya penguatan investasi daerah. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik dan potensi masing-masing daerah, pemerintah daerah dapat merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran dan efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Hadir dalam pertemuan tersebut dari Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappelitbangda Prov. Sulsel, Rudi, S.IP, M.Si, Rahmat Yudha Prawira ST., M.Si, dan M. Irfan, ST., M. Eng.
Komentar : ( 0 )