Makassar, Bappelitbangda - Fungsional Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Ika Mariescha M. Tanro, ST., M.Si dan Nazar Akbar, ST., MT menghadiri secara virtual Rapat Koordinasi terkait Integrasi Moda Trans Sulsel, Kereta Api dan Trans Mamminasata, Selasa, 20 Agustus 2024.
Pertemuan ini menindaklanjuti Surat Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Direktorat Jenderal Perkertaapian Kementerian Perhubungan Nomor : KA.005/1/22/BPKA-SS/2021 tanggal 14 Agustus 2024, perihal Permohonan dukungan Pelayanan Angkutan Umum Trans Sulawesi Selatan di Stasiun Garongkong dan Mangilu.
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas mengenai tindak lanjut dukungan pelayanan angkutan umum Trans Sulawesi Selatan di Stasiun Garongkong dan Mangilu.
"Kegiatan ini Dalam rangka mendukung program prioritas PJ Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. DR. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH yakni pembangunan infrastruktur, konektivitas daerah dan perkuat mitigasi bencana, maka integrasi moda Trans Sulsel Kereta Api dan Trans Mamminasata sangat penting untuk mendorong masyarakat agar menggunakan angkutan umum sehingga dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan keselamatan di jalan," ungkap Ika Mariescha M. Tanro, ST., M.Si.
Saat ini Trans Sulsel telah memiliki 6 rute pelayanan yakni rute Pangkep-Maros, Pangkep-Barru, Selayar, Parepare-Sidrap, Sinjai-Bone, Bone-Sinjai. Dimana okupansi penumpang tertinggi rata-rata per minggu pada periode Juli-Agustus 2024 pada rute Pangkep-Maros 400-500 orang, Pangkep-Barru 300-400 orang, dan Selayar sebanyak 300-400 orang. Kemudian untuk Trayek Parepare-Sidrap mulai mengalami peningkatan jumlah penumpang dari 60 orang menjadi 170-185 orang per minggunya.
Sedangkan pada trayek Kabupaten Bone-Sinjai belum ada peningkatan dikarenakan kurangnya minat masyarakat terhadap penggunaan bus Trans Sulsel. Namun secara keseluruhan kinerja bus Trans Sulsel dari pertama beroperasi pada tanggal 18 Mei sampai dengan 8 Agustus 2024 cukup baik dengan faktor muat (load factor) secara keseluruhan sebesar 68,66% atau 20 kursi terisi dari total kapasitas 30 kursi.
"Dalam rangka mendukung konektivitas dan program Prioritas PJ. Gubernur, telah dilakukan pengalokasian anggaran subsidi untuk pelayanan Bus Trans Sulsel namun adanya keterbatasan fiskal daerah saat ini menjadi tantangan utama dalam penyelenggaraan layanan transportasi kepada masyarakat," sambung Ika.
"Melihat pentingnya kebutuhan transportasi tersebut, maka perlunya mempertimbangkan pengalokasian anggaran untuk Trans Sulsel untuk tidak dirasionalisasi selain dalam rangka mendukung konekvitas serta dapat mengendalikan angka inflasi di daerah.
Kemudian untuk integrasi moda Trans Sulsel dan Kereta Api perlu mempertimbangkan seberapa besar potensi demand okupansi jumlah penumpang pada Stasiun Garongkong dan Mangilu dalam rencana re-routing Bus Trans Sulsel dan Kereta Api sehingga dapat meningkatkan pelayanan yang lebih nyaman, efektif dan efisien," tutupnya.
Komentar : ( 0 )