Makassar, Bappelitbangda – Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Seminar Akhir Penelitian "Pemanfataan Lahan Berbasis Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah DAS Jeneberang dan DAS Walanae" dan berlangsung di Ruang Rapat Latimojong Kantor Gubernur Prov. Sulsel, pada selasa (14/11/2023).
Seminar Akhir Penelitian ini dipimpin oleh Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Ristati Rahayu, AP., M.Si, serta dimoderatori oleh Sekretariat TPM Rudi. S.IP. M.Si selaku Fungsional Analis Kebijakan Madya.
Kegiatan ini dihadiri oleh, Tim Pengendali Mutu Prof. Dr. Ir. Yusran Jusuf, IPU.,C.EIA, selaku Pembanding Penelitian, Pejabat Fungsional Peneliti dan Staf Lingkup Bappelitbangda Prov. Sulsel, serta OPD Lingkup Provinsi Sulawesi Selatan yang terkait (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah).
Tim Peneliti dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Ir. Naufal, S.Hut, M.Hut, IPM, memaparkan hasil akhir penelitian, bahwa praktek lahan terbaik dari kondisi eksisting yang ada dan rendah resiko maladaptasi di daerah hulu DAS Jeneberang adalah unit lahan yang berisikan porang, rumput gajah, pisang, pete, mahoni dan bambu (Agroforestry Kompleks). Didaerah tengah DAS Jeneberang adalah unit lahan yang berisikan komposisi rambutan dan rumput gajah. Sedangkan di daerah hilir DAS Jeneberang yang berisikan tanaman rambutan dan sayur-sayuran. Cukup berbeda dengan dengan lokasi penelitian di DAS Walanae, praktek terbaik di hulu DAS Walanae adalah unit lahan yang memiliki tanaman jati putih, marica, vanili, cabe, kelapa, jeruk, kakao, rambutan, sengon, sukun (Agorforestry kompleks), sedangkan di tengah DAS Walanae adalah lahan yang memiliki komposisi rambutan, dan di hili DAS Walanae adalah lahan yang berisikan kelapa dan cabe. Dari lima model penggunaan lahan terbaik setelah dianalisis untuk melihat potensi scale up nya selama 30 tahun, bahwa skenario arahan pola penggunaan lahan pendekatan high carbon stock dan mitigasi bencana pada DAS Jeneberang dan DAS Walanae menunjukkan proyeksi serapan karbon dioksida tertinggi yang menunjukkan kemampuan lahan terbaik pada daerah. DAS untuk mitigasi dan adapatsi perubahan iklim.
Dari hasil kajian didapatkan beberapa rumusan agenda kebijakan yang dalam konteks adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Terdapat dua isu yang cukup krusial, pertama terkait perbaikan tataguna lahan khususnya komodity jagung dan kedua adalah penggunaan pupuk kimia. Dari kedua isu tersebut, telah direkomendasikan 15 program. Salah satunya adalah PERGUB tentang adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berbasis lahan, yang didalamnya mengatur tentang penggunaan lahan berbasis kondisi lahan/topografi. Selain itu pembuatan aplikasi untuk bantuan pupuk subsidi ataupun bantuan pertanian lainnya yang berbasis kondisi lahan/topografi. Hingga pelatihan peningkatan kualitas pembuatan pupuk organik oleh UMKM.
Ristati Rahayu juga berharap agar kiranya hasil dari Penelitian ini dapat menjadi Rekomendasi dan arah Kebijakan bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta seluruh stakeholder terkait dalam Penanganan dan Pemanfaatan Lahan Berbasis Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dan Wilayah DAS Jeneberang dan DAS Walanae "ujarnya.
Komentar : ( 0 )