Makassar, Bappelitbangda - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappelitbangda Prov. Sulsel, Drs. H. Muh. Saleh, M.Si., didampingi oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Erlan Triska, S.IP, M.Adm .KP membuka Lokakarya Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) untuk periode 2025-2029, Rabu (9/10).

Kegiatan Lokakarya ini menandai dimulainya proses penyusunan strategi komprehensif untuk pengembangan layanan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif di Indonesia. PAUD HI bertujuan menyediakan layanan terpadu untuk pemenuhan seluruh kebutuhan anak, meliputi pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan. 

Acara yang berlangsung di Kantor Bappelitbangda Prov. Sulsel ini merupakan langkah lanjutan dan krusial setelah lokakarya PAUD HI untuk 24 Kabupaten/Kota se-Sulsel yang telah dilaksanakan pada tanggal 7-8 Oktober kemarin.

Drs. H. Muh. Saleh dalam sambutannya menegaskan bahwa PAUD HI, yang diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013, adalah pendekatan komprehensif untuk menjamin pemenuhan kebutuhan esensial anak secara utuh dan simultan, meliputi kesehatan, gizi, pengasuhan, perlindungan, dan pendidikan yang berkualitas.

Penyusunan RAD 2025-2029 untuk Mengatasi Tantangan Pembangunan, Muh. Saleh menyoroti pentingnya penyelesaian RAD PAUD HI periode 2025-2029. Dokumen ini akan bertepatan dengan implementasi tahap awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan, “jelasnya.

Plt. Kepala Badan juga memaparkan sejumlah tantangan yang menjadi dasar penyusunan RAD ini, antara lain:

1. Rendahnya kualitas pendidikan dan layanan yang belum merata.
2. Persentase satuan pendidikan yang memenuhi kompetensi standar minimum literasi baru mencapai 31,61% dan numerasi 25,30%.
3. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD Sulawesi Selatan masih 31,41%, di bawah APK Nasional 36,03% (BPS, 2024).
4. Baru 1.643 dari total 7.316 PAUD di Sulsel (sekitar 22,46%) yang melaksanakan layanan PAUD HI (Data Disdik Prov. Sulsel, Agustus 2024).

Program PAUD HI ini diharapkan menjadi upaya spesifik untuk mewujudkan Misi 1 RPJMD Prov. Sulsel 2025-2029, yaitu meningkatkan sumber daya manusia berkualitas, serta berkontribusi pada peningkatan rata-rata lama sekolah, angka literasi dan numerasi, dan penurunan angka prevalensi stunting.

3 (tiga) Fokus Utama Rencana Aksi Daerah, Drs. H. Muh. Saleh menekankan bahwa lokakarya ini harus menghasilkan dokumen RAD yang menjadi "Kompas" bagi seluruh program pembangunan anak usia dini di Sulsel. Dokumen ini harus berorientasi pada tiga hal utama:

1. Berbasis Kolaborasi: Mengidentifikasi secara detail peran, target, dan anggaran yang disiapkan oleh masing-masing OPD anggota Gugus Tugas Provinsi dalam mewujudkan empat layanan esensial PAUD HI.
2. Berpedoman Jangka Panjang: Menyajikan peta jalan (roadmap) yang jelas dan terukur untuk lima tahun ke depan (2025-2029), termasuk target capaian indikator kinerja utama yang akan menjadi acuan bagi 24 Kabupaten/Kota.
3. Mengintegrasikan Sumber Daya: Merumuskan mekanisme sharing anggaran dari APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, Dana Desa, dan dukungan dari mitra pembangunan seperti UNICEF.

Lokakarya ini dihadiri oleh sejumlah pihak penting, termasuk Chief of Field Office UNICEF Wilayah Sulawesi Selatan, Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sulsel, Kepala BKKBN Provinsi Sulsel, serta para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Tim Gugus Tugas PAUD HI Provinsi Sulsel. OPD yang diharapkan terlibat aktif dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) ini mencakup Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DP3A, BKKBN, dan Kanwil Kemenag.